26 Jan 2013

Menuju 17 th... #16 th 293 hr


Jarum jam terang-terangan menunjuk angka 30 dan yang pendek menunjuk diantara angka 11 dan 12. Ini sudah larut malam. Seharusnya sudah tidur sejak tadi, kalau bukan karena tugas. Lebih tepatnya memikirkan dan mencoba mencicil mengerjakan tugas.
Waktu memang terus melesat bagaikan peluru. Tak mau berhenti hingga membuat sasarannya  terluka. Hingga tahun berganti menjadi 2013, Alhamdulillah, Allah SWT masih bersedia memberikan nafas. Memberikan kehidupan yang tetap menjadi misteri kedepannya.
Minggu-minggu terakhir, banyak hal yang aku sendiri baru benar-benar menyadarinya. Merenungi, menyelami, memikirkan sampai-sampai tak tahu harus berhenti melakukan itu semua dari mana.
Aku sudah merasakan udara bumi selama 16 tahun dan 293 hari. Yah, walaupun tak sebanding dengan umur orang-orang dewasa lainnya, setidaknya dalam jangka waktu selama itu aku sudah sedikit merasakan asam, manis, pahitnya hidup. Ini berlebihan sepertinya. Biarlah!
Tahukah kalian? Tidak! Karena aku belum memberi tahu. Bagi kalian yang sudah melewati umur tujuh belas tahun, bagaimana rasanya? Puaskah? Masih bisa melihat dunia sampai detik ini? Tentu saja!
Sederet pertanyaan berputar-putar di kepalaku...

"Sudah siapkah kau menyambut umurmu? Yang tentu saja semakin berkurang, bukan bertambah?"
"Apa-apa saja yang sudah kau lakukan selama ini? Bermanfaatkah?"

Yang paling membuatku beberapa kali tercenung adalah...
"Benar dan baikkah perbuatanmu selama ini? Sesuai dengan agama Islam, atau malah sebaliknya?"

Hhhhahhh, berulang kali aku menghela napas panjang. Kembali menopangkan daguku di telapak tangan, kembali merenung...

Psikologiku selama ini, sampai umurku saat ini, sadar atau tidak, benar-benar berubah.
Dulu, saat umurku di awal belasan, mungkin masih cuek. Tapi sekarang, berangsur peduli. Mendengarkan komentar, pendapat orang tentang diriku sendiri. Menelaahnya dengan hati-hati. Mencari jawaban kenapa orang lain berkomentar seperti itu padaku? Apa ada yang salah? Yang mana harus di perbaiki supaya orang lain nyaman berada di sekitarku? Yah, begitu... begitulah yang kualami secara garis besar.
Berusaha membuat orang lain nyaman, dan sekaligus kalau bisa membuatku juga nyaman. Tidak membuat mereka kecewa. Itu yang ingin kulakukan.

Dulu, jelas aku lebih banyak mengelak kebenaran, kepedulian orang lain dalam bentuk nasehat padaku. Justeru balik marah, ketika orang yang lebih dewasa memarahiku. Tapi, sekarang, aku juga sebenarnya sedikit bingung. Berangsur aku menerima, diam mendengarkan, dan hanya angkat bicara secukupnya. kenapa begitu ya? Apa memang itu sifat harfiahnya masa peralihan menuju dewasa??

Sekarang lebih banyak memikirkan prioritas. Lebih tepatnya prioritas utama! Mengutamakan yang lebih utama. Dalam banyak bidang, sekolah, kegiatan, uang saku, dsb. Lebih banyak berpikir untuk memutuskan antara pergi pergi karokean bareng teman di hari Minggu, atau pergi kerja kelompok berjam-jam. Memikirkan, bagaimana supaya tidak ada orang yang sampai begitu kecewa karena keputusanku pada akhirnya. Jadi, keuntungan pada akhirnya bisa lebih banyak.

Hhhhahhh... Beberapa kali aku juga sering melakukan kesalahan. Rasanya ingin sekali mengakui semuanya, dihadapan orang-orang yang sudah secara tidak sengaja tersakiti. mengungkapkan semuanya. Tapi mau apa, aku juga sudah sadar, kalau pemikiran setiap individu itu sungguhlah berbeda. Aku cemas, ketika aku mengungkapkannya, orang itu malah merasa sakit hati. Itu benar-benar tak mengenakkan!

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, terus, terus, dan terus saja berganti. Hidup selalu bisa mengajarkan berbagai ilmu berharga. Lebih luas, lebih dalam, lebih bermakna. Tak hanya sekedar ilmu-ilmu formal di sekolah. Semakin waktu berputar, semakin banyak pengalaman yang tak bisa tergantikan terus membekas sampai nanti, sampai ujung hayat. Hanya bisa di kenang, dengan nama sejarah. Dan masa depan, waktu yang akan datang, tetaplah sebuah misteri. Hanya Allah yang tahu, masih adakah napas untuk paru-paru kita setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam, semenit, sedetik kedepan? Hanya mengangkat bahu yang bisa kita lakukan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar